Sunday, October 30, 2005

aku memesan batu di tengah sungai terjal dan deras

During my self-torture aka working on my mid-term paper, I stumbled upon this part of a poem from apparently a famous poet. I just think it's nice & I want to post it here.

Kau entah memesan apa
Tapi kita berdua saja, duduk
Aku memesan rasa sakit yang tak putus
dan nyaring lengkingnya
memesan rasa lapar yang asing itu...

[Sapardi Djoko Damono]


----------

And here's another one from the same poet. A complete one titled Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakan rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu


Ah, this must be the time when dangdutism is inevitable. Maklumlah, anak sastra...

No comments: