Kau entah memesan apa
Tapi kita berdua saja, duduk
Aku memesan rasa sakit yang tak putus
dan nyaring lengkingnya
memesan rasa lapar yang asing itu...
[Sapardi Djoko Damono]
----------
And here's another one from the same poet. A complete one titled Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakan rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Ah, this must be the time when dangdutism is inevitable. Maklumlah, anak sastra...
No comments:
Post a Comment